BSIP Sumut Hadiri Rakor PAT, Pompanisasi, dan Pembinaan Penyuluh Pertanian Provinsi Sumut
Rangkaian kegiatan kunjungan Wakil Menteri Pertanian RI yang tiba di Sumatera Utara, masih terus berlanjut. Pada hari kedua kunjungan Wamentan tersebut diisi dengan agenda pelaksanaan Rakor PAT, Pompanisasi, sekaligus Pembinaan Penyuluh Pertanian. Acara yang diselenggarakan di Makodam I/Bukit Barisan ini dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Pertanian RI, Plt. Sekretaris Jenderal Kementan RI, beserta Tim dari lingkup Kementerian Pertanian; termasuk Kepala BSIP Sumut selaku salah satu PJ PAT untuk Provinsi Sumut. Selain itu, turut hadir pula Pangdam I/BB, Kepala Dinas Ketahanan Pangan TPH Provinsi Sumut, Kepala Dinas dan Kabid Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, beserta para PPL Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan rakor diawali dengan kata sambutan dari Kepala Dinas Ketahanan Pangan TPH Provinsi Sumut, Rajali, S.Sos, M.SP sekaligus mewakili Pj Gubernur Sumut, Dr.Drs.H. Agus Fatoni, M.Si. Acara dilanjutkan dengan kata sambutan dari Plt. Sekjen Kementan RI, Dr. Ir. Ali Jamil, M.P, Ph.D. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa progres capaian PAT Sumut saat ini sudah menduduki peringkat ke 5 di klaster 1 (luasan >70.000 Ha) per 11 Agustus 2024, dengan realisasi 63,77%.
"Harapannya, semua target 100% bisa tercapai di akhir September ini. Untuk capaian kabupaten yang masih dibawah 60% perlu untuk terus dikawal", ucap Ali Jamil.
Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Mochammad Hasan, selaku tuan rumah, juga turut menyatakan dukungan penuh atas suksesnya kegiatan PAT mengingat PAT merupakan upaya sekaligus bentuk antisipatif dalam menghadapi ancaman kekeringan yang tengah terjadi.
Inti dari acara rakor, yaitu arahan dari Wamentan RI, Sudaryono, B.ENG, M.M, MBA, menitikberatkan pada ancaman krisis pangan global dan upaya peningkatan produksi pangan nasional melalui PAT.
"Peta jalan menuju Indonesia swasembada dan lumbung pangan dunia 2029 dapat diraih melalui program-program strategis antara lain seperti pompanisasi, optimasi lahan rawa, dan cetak sawah. Melalui program ini diharapkan produksi naik signifikan, bisa swasembada pangan, tidak impor lagi, hingga mampu untuk ekspor", ungkap beliau dalam arahannya.