Ka BSIP Sumut Bahas Usahatani Monokultur VS Terintegrasi dalam SemHas Bappelitbang Prov. Sumut
Kepala BSIP Sumatera Utara, Dr. Khadijah EL Ramija, S.Pi., M.P, menjadi narasumber dalam seminar hasil penelitian bertema “Integrated Farming Model dalam Optimalisasi Produktivitas Pertanian di Sumatera Utara”. Seminar yang digelar di Ruang Rapat Abduh Pane, Bappelitbangtan Provinsi Sumatera Utara, ini membahas berbagai peluang dan tantangan penerapan model pertanian terintegrasi untuk meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan.
Acara dibuka oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara, Ir. Alfi Syahriza, S.T., M.Eng.Sc., yang menekankan pentingnya pendekatan zero waste dalam meningkatkan produksi sektor pertanian.
Dalam sesi utama, Dr. Syaiful Amri Saragih, S.P., M.Sc., sebagai tenaga ahli, memaparkan hasil penelitian yang bertujuan mengidentifikasi potensi sumber daya eksisting di Sumatera Utara. Ia menyoroti pentingnya integrasi antara tanaman, peternakan, dan sektor lainnya untuk mengoptimalkan produktivitas pertanian di wilayah ini.
Selain itu, seminar juga menghadirkan dua narasumber lainnya. Dr. Ir. Ma’ruf Tafsin, M.Si., IPM dari Universitas Sumatera Utara, mempresentasikan materi berjudul "Kriteria Minimum Sektor Peternakan dalam Pencapaian Optimalisasi Produktivitas Pertanian di Sumatera Utara”, sebelum dilanjutkan oleh pemaparan dari Kepala BSIP Sumut.
Dalam sesinya, Dr. Khadijah EL Ramija membahas perbandingan antara budidaya tanaman monokultur dan sistem integrasi pertanian (polikultur). Ia mengungkapkan bahwa sistem polikultur atau terintegrasi memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi petani.
Beliau juga menyarankan pelaksanaan bimbingan teknis (Bimtek) untuk mendukung implementasi model pertanian terintegrasi secara tepat dan berkelanjutan. "Bimtek diperlukan agar pelaku usahatani dapat memahami dan mengaplikasikan konsep ini dengan benar," tambahnya.