
Rakor Rutin Liaison Officer BRMP Sumut: "Pengawalan Intensif Diperlukan untuk Optimasi Lahan (OPLAH)
BRMP Sumatera Utara menggelar rapat koordinasi rutin yang bertempat di Ruang AOR. Rapat ini dihadiri oleh para Liaison Officer (LO) Kabupaten yang juga merupakan penanggung jawab kegiatan swasembada pangan di tingkat kabupaten, dan kota, serta para pendamping Brigade Pangan.
Rapat dipimpin oleh Kepala BRMP Sumatera Utara, Dr. Siti Maryam Harahap, S.P., M.P., yang dalam arahannya menekankan pentingnya pengawalan yang lebih intensif terhadap capaian Luas Tambah Tanam (LTT) di Sumatera Utara. “Status LTT Sumut untuk Bulan Mei masih berada dalam kategori kuning, hal ini menunjukkan bahwa capaian belum optimal dan memerlukan pengawalan yang lebih intensif,” ujar Dr. Siti Maryam.
Dr. Khadijah El Ramija, S.Pi., M.P., selaku penanggung jawab LTT terintegrasi sebelumnya, turut menyampaikan laporan capaian tim OPLAH dan LTT reguler, mencakup aspek sumber daya manusia, progres kegiatan, hingga realisasi anggaran. “Seluruh tugas ini merupakan tanggung jawab bersama dalam mencapai target serta mendukung agar capaian OPLAH di Sumut dapat mencapai kategori hijau,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Khadijah juga menyarankan percepatan penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) melalui koordinasi lintas sektor, antara lain dengan Penanggung Jawab Provinsi dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Perlindungan Perkebunan, maupun Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).
Fokus utama diarahkan pada wilayah Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, dan Langkat, mengingat penilaian utama terdapat pada kegiatan OPLAH. Adapun kegiatan LTT telah ditangani langsung oleh Dinas Pertanian Provinsi.
Para LO diingatkan kembali mengenai tugas penting mereka dalam mengumpulkan data LTT dari masing-masing kabupaten/kota, yang akan digunakan sebagai basis data dan alat pembanding dalam pengambilan kebijakan.
Rapat juga diisi dengan sesi diskusi terkait perkembangan dan hambatan pelaksanaan kegiatan di berbagai wilayah, baik yang berkaitan dengan LTT reguler, OPLAH, budidaya Padi Gogo, maupun program Brigade Pangan.
Diharapkan melalui pertemuan rutin ini, para Liaison Officer dan pendamping Brigade Pangan dapat lebih cepat mengidentifikasi serta mengatasi permasalahan di lapangan. Peran strategis LO sebagai penghubung antara pusat dan daerah sangat krusial dalam memastikan kegiatan berjalan sesuai target, mempercepat penyampaian informasi, memperkuat koordinasi antarpemangku kepentingan, serta mengawal pelaksanaan program guna mendukung keberhasilan swasembada pangan di Sumatera Utara.